Penulis: Ardelia Karisa
Penerbit: Bentang Belia
Halaman: 254pg
Harga: 39k
Rating: 2.5/5
Ramya, gadis
asal Indonesia melanjutkan studinya ke Joplin, Amerika. Di sana ia tinggal
sendirian dan harus beradaptasi pada lingkungan asing yang baru baginya. Saat
dia merasa putus asa akan lingkungan barunya itu, Ramya malah bertemu dengan
bule yang menurutnya menyebalkan. Belum lagi bule itu adalah dosennya!
Huh, kurang sial apa Ramya. Si bule itu Chris namanya. Ternyata ia sangat terkenal
di kampus Ramya. Tampan, pintar, tentu saja yang tidak boleh terlewatkan -
menyebalkan. Chris selalu menjadikan bahan candaan di kelasnya. Tapi ternyata,
ada Chris juga punya masalah percintaan. Chris? anak band yang sempurna itu?
Well, nyatanya iya. Dan ternyata, Chris adalah tetangga Ramya.
Karena sering mengikuti kelas Chris, dan
tentu saja tidak boleh melupkan fakta bahwa ia tetangga Ramya, mereka menjadi
lebih sering bertemu. Keduanya menjadi dekat. Di sisi lain, Ramya berhasil
menghubungi teman lamanya di Indonesia. Arian.
Pria itu sebenarnya lebih dari sekedar teman.Ia cinta pada masa SMA Ramya.
Sebenarnya, bagi Chris, Ramya adalah
pelarian karena rasa sakit lamanya. Menjadikan Ramya permainan untuk membuat sang
mantan cemburu. Ya, meski gagal. Lalu Ramya sendiri, apa ia sadar bahwa dirinya
sedang dipermainkan? Mungkinkah...Arian mengisi tempatnya yang dulu sempat
pudar dimakan waktu?
Saat pertama kali membaca judulnya (yang
menurutku terlalu panjang dan cheesy), aku sudah tahu bahwa akan ada banyak hal
yang tidak kusukai nantinya. Lembar-lembar penting pertama tidak membuatku
berselera membacanya, akhirnya buku ini berakhir di rak buku tak tersentuh
selama beberapa hari. Saat akhirnya aku menemukan mood membacaku, saat itulah
aku lanjut membaca. Menurutku
karakter setiap tokohnya tidak terlalu kuat dan terlalu biasa. Banyak cameo
yang pada akhirnya peran mereka tidak berpengaruh pada keseluruhan cerita.
Memasuki bab 2, aku melewati
beberapa bagian karena membuatku
tidak selera, dan lagi-lagi, tidak ada hubungan maupun pengaruh pada bagian
selanjutnya. Kalau bisa , karakter tokoh diperkuat dengan menjelaskan beberapa
detil kecil dan jika memang ada bagian yang menjelaskan latar suasana maupun
waktu ada pengaruhnya pada bagian selanjutnya. Tidak perlu semua, tapi jika
tidak ada hubungannya sama sekali menurutku percuma.
Cerita ini menggunakan alur campuran. Di
awal memang tidak terlalu masalah karena memang sudah jelas bahwa itu prolog. Tapi di bab-bab akhir, aku justru
bingung apakah ini masih
flashback atau sudah di masa sekarang. Hal berikutnya yang menggangguku adalah
POV di cerita ini. POV di cerita ini berubah-ubah. Kadang Ramya, Chris, maupun
Arian. Di beberapa bagian
awal, POV tidak dituliskan. Padahal POV berubah ke orang baru yang
sebelumnya belum disebutkan. Hal ini membuat aku bingung dan bertanya sendiri ini siapa, emangnya tadi udah ada? dan membuatku harus membalik-balik
halaman awal untuk mencari tahu apa si tokoh baru ini sebelumnya sudah disebutkan.
Secara jalan cerita, menurutku pribadi meski tokoh utamanya 3, tapi ini
bukan cinta segitiga. Terlalu
jelas siapa yang nantinya akan dipilih Ramya di akhir cerita. Terlalu
cheesy dan meski agak unexpected tapi pada akhirnya komentarku adalah, biasa.
Twist-nya tidak terasa dan tidak membuatku tenggelam dengan emosi yang ingin
disampaikan. Karena sebelum beralih ke novel aku membaca fanfiction di
asianfanfics, jalan cerita
novel ini sebenarnya mengingatkanku pada jalan cerita yang biasanya ada di
dalam fanfics. Fanfics yang aku baca sendiri sudah cukup banyak, itulah
sebabnya kenapa aku bisa berkomentar seperti ini.
Dari atas sepertinya hanya poin negatif
aja hihi. Tentu saja ada poin plus di buku ini. Meski aku banyak protes saat
membaca, tapi pada akhirnya aku
menyelesaikan buku ini tanpa ada jeda. Ceritanya mengalir meski agak
membingungkan soal POV tadi. Karena sebelum menulis review ini aku sempat
bertanya komentar si pemilik buku, Mellisa, menurutnya buku ini bagus. Jadi
finally, review ini sih hanya
menurutku pribadi sebagai
pembaca awam. Pendapat orang dan cara menikmatinya berbeda-beda, intinya ini
pendapat subjektif :)) Semoga kedepannya, detil-detil kecil bisa diperbaiki dan
review ini bisa jadi pembelajaran untuk penulisnya.
2014agneskoo
hemmm, berarti karakternya kurang kuat ya? seharusnya tanpa melihat judul siapa yang bicara kita tahu siapa dia, cukup baca reviewnya aja deh :D
ReplyDeletemenurutku sih gitu kak, tapi ga tau deh kalau yang lain hehe :p
Deletethanks udah mampir ya kaka peri ^O^