Wednesday, April 9, 2014

Review: Menanti Cinta by Adam Aksara

Judul: Menanti Cinta
Penulis: Adam Aksara
Penerbit: Mozaik Indie 
Halaman: 210pg

Novel ini adalah pemberian dari pihak penerbit (http://mozaikindie.com/). Bagi yang berminat baca, bisa langsung mampir ke webnya :D Sejujurnya aku agak bingung menulis ulasan singkat mengenaik buku ini .___. Jumlah halamannya hanya 200an, jadi agak susah untuk menyingkatnya tanpa spoiler.
-----------------
Alex adalah dosen yang mengajar kimia. Ia duduk di kursi roda, kakinya lumpuh. Seperti yang lainnya, ia juga tak suka bila kekurangannya menjadi bahan olokan orang-orang. Alex selalu hidup menyendiri. Ia tak suka diganggu. Paling tidak, sampai seorang gadis yang ia lihat di koridor kampus setiap malam mulai mengganggu pikirannya.

Claire tidak bisa pulang sebelum ayah tirinya pergi. Ayah yang selalu menyiksanya, dan ibu yang ingin menjualnya. Hidupnya tidak bisa lebih sulit dari ini. Alex ternyata sudah terpengaruh lebih jauh. Gadis itu membuatnya melakukan hal –hal gila untuk menolong Claire. Tapi apa gunanya jika Claire tidak tahu?

Oke segitu aja ya :p Aku benar-benar tidak tahu harus menulis apa lagi tanpa spoiler /_\. Setelah selesai membaca, aku baru merasa bahwa keseluruhan novel ini seperti film yang dibukukan. Mulai dari pembukaan yang membawa pembacanya ke bagian tengah cerita sehingga menimbulkan efek penasaran. Sejujurnya sih, hal itu lebih membuatku bingung ketimbang penasaran .___. Secara alurnya juga cukup tertebak. Kalau sudah diperhatikan, berarti si tokoh utama pasti…..

Sekali lagi, aku agak terusik dengan stigma masyarakat, perempuan pasti lemah. Ya oke, secara fisik tidak sebesar laki-laki, tapi kan tidak hanya sisi itu yang bisa ditonjolkan
:< Aku merasa bahwa cerita ini tergolong cheesy. Biasanya aku suka membaca cerita yang cheesy, tapi kalau terlalu berlebihan rasanya juga tidak pas. Nah, ada hal lain yang menggangguku, yaitu isu sosial yang ditampilkan. Terutama penindasan terhadap perempuan. Meskipun isu ini agak tabu untuk dibahas, tapi menurutku cukup penting. Untuk penggambarannya, memang agak kurang pas dengan umurku sekarang.

Sinopsis yang terdapat di bagian belakang buku juga menurutku terlalu panjang. Pembaca jadi tidak merasa tertantang. Aku juga tidak sempat membacanya, tetapi langsung memulai buku ini. Secara keseluruhan, aku cukup kecewa. Aku mengharapkan cerita yang fresh dan bisa membuat emosi setiap pembacanya tertantang. Tapi kedepannya, bukan berarti aku tidak akan membeli atau bahkan membaca buku terbitan penerbit indie :D

(+) Banyak sekali halaman yang copot-copot :c semoga ke depannya makin matang ya!


★ for this one! 

No comments:

Post a Comment