Wednesday, April 9, 2014

Review: I Am Number Four by Pittacus Lore

Judul: I Am Number Four
Penulis: Pittacus Lore
Penerbit: Mizan Fantasi
Halaman: 500pg

Haloooo, akhirnya me-review lagi :33 ! Aku pernah menonton film dari adaptasi novel ini sekitar 3-4 kali (mungkin lebih) aku juga nggak ingat pasti hohoho. Bulan Desember tahun lalu, temanku baru member tahu kalau filmnya diadaptasi dari novel. Rencana awalnya sih dia mau beli, dan aku tinggal pinjam, tapi dia lagi tergila-gila sama seri STPC – GagasMedia. Jadilah buku ini milikku sekarang :D kebetulah saat itu, Mizan berulang tahun ke 5. Jadi aku mendapat potongan harga 50% menjadi 18k aja! Hihi
--------
Planet Lorien yang indah itu diserang oleh para kaum Mogadorian. Sembilan orang anak dan penjaga mereka diungsikan ke Bumi. Mereka akan kembali saat keadaan di planet itu sudah tenang. Para Mogadorian juga mengejar mereka hingga ke bumi. Mereka harus memastikan bahwa kesembilannya terbunuh untuk menguasai Planet Lorien. Dan mereka, harus membunuh dengan urutan yang tepat.

Nomor satu, dua, dan tiga telah tewas. Kini nomor empat sedang diincar. Ia harus terus bersembunyi dan berpindah-pindah tempat agar tidak terlacak. Sepertinya baru beberapa bulan lalu ia mengganti nama, kini namanya John Smith. John dan penjaganya, Henri baru saja pindah ke Ohio.

Di sekolah barunya, ia bertemu Sarah. Gadis itu selalu diam-diam mencuri perhatiannya. Sayangnya Sarah masih ‘dibuntuti’ oleh mantan pacarnya. Selain itu, ada anak lain bernama Sam yang tergila-gila dengan alien.

Tanpa John dan Henri sadari, mereka dalam bahaya. John bisa jadi sudah jatuh cinta pada Sarah, tapi mereka masih harus bergerak untuk menghindari para Mogadorian. John juga sepertinya terlalu banyak menarik perhatian di sekolah…
Butuh sekitar 3 jam untuk menyelesaikan buku ini (kalau ditotal). Aku sangat penasaran untuk membandingkan versi manakah yang lebih bagus, buku atau film? Cukup kaget sebenarnya ketika tahu bahwa cerita ini ditulis dengan POV orang pertama, John sendiri. Selain itu, aku merasa ada yang aneh dengan versi terjemahannya. Apa? Menurutku bahasanya terlalu informal dan cukup membuatku tidak nyaman. Misalnya penggunaan kata “nggak”.  Agak aneh, serasa membaca jurnal anak baru masuk SMP hahaha.

Nah, yang unik di buku ini adalah, si penulis menggunakan namanya sebagai dasar dari nama-nama tempat dan karakter. Misalnya Planet Lorien dari “Lore” atau menyebut dirinya sebagai Tetua di planet tersebut dan sebagainya. Di halaman terdepan buku juga ada semacam “anjuran” sebelum membaca, beirisi tentang si penulis yang mencoba meyakinkan pembacanya bahwa makhluk-makhluk dalam bukunya  memang nyata dan sedang bersembunyi di suatu tempat di sekitar kita. Hahaha, sebenarnya sih kalau boleh jujur, itu agak konyol. Tapi aku suka idenya :p

Aku tidak begitu menikmati bagian awal dan akhir pada buku ini. Di bagian awal, tidak begitu membuat penasaran, jadi aku memaksakan untuk membacanya. Memasuki bagian pertengahan, aku mulai menikmatinya. Terutama di bagian-bagian yang tidak dapat kusaksikan di film. Memasuki bagian akhir, aku melewati bagian yang menurutku terlalu bertele-tele. Tidak begitu ingin kubaca karena terasa menjenuhkan.

Selain itu, aku juga kurang “mengerti” dan “memahami” si tokoh utama, padahal ditulis melalui sudut pandangnya. Aku tidak merasakan emosi yang mungkin dirasakannya. Karakter Sarah dalam cerita ini juga terkesan terlalu lemah. Yah, mungkin saja karena aku memang tidak suka kalau yang bisa dikembangkan dari perempuan hanya lemah, cengeng, terelalu bergantung, dan hal semacamnya.

Secara keseluruhan, aku menikmati cerita ini. Paling tidak aku menyeleseikannya kan? Hihihi. Seri ini memiliki 4 judul lainnya (kalau tidak salah sih :d), aku masih akan meneruskannya kok. Terutama jika ada yang mau mensponsoriku untuk memilikinya. Hahaha, jk!


3.5 ★ (^^/\)

No comments:

Post a Comment