Saturday, January 11, 2014

Review: Bliss by Kathryn Littlewood

Judul: Bliss
Pengarang: Katrhryn Littlewood
Penerbit: Mizan Fantasi
Halaman: 320pg
Harga: IDR 49,500

Rating: 4/5


Seorang gadis kecil berusia 12 tahun yang tinggal bersama keluarganya yang merupakan pemilik Toko Roti Follow Your Bliss Bakery di Calamity Falls bernama Rosemary Bliss tak sengaja melihat orangtuanya menggunakan sihir sebagai bahan baku kue-kue mereka. Itulah sebabnya, seluruh kota sangat menyukai kue buatan keluarga Bliss. Kue-kue yang mereka buat selalu bisa membantu setiap masalah yang dialami penghuni kota. Rose pun merasa penasaran dan ingin mempelajari resep-resep yang ternyata disimpan dalam sebuah buku keluarga Bliss yang tersembunyi dalam sebuah ruang rahasia di rumah mereka!

Suatu hari, sebuah bencana terjadi di pusat kota, orangtua Rose diminta membantu menyelesaikan masalah tersebut dengan resep ajaib rahasia buatan mereka yang terdapat pada roti yang mereka buat. Mereka akhirnya meninggalkan Rose beserta saudara-saudaranya, Ty, Sage, dan Leigh selama satu minggu untuk menolong warga kota. Sebelum meninggalkan anak-anak mereka, Purdy, ibu Rose menitipkan kunci rahasia di mana mereka menyimpan Bliss Cookery Booke, buku resep rahasia kue ajaib keluarganya. Dan tentu saja Rose senang…tapi, orangtua Rose tak lupa mengingatkan tak ada yang boleh membuka ruang rahasia keluarga mereka, apalagi menyentuh buku itu. Tentu saja Rose kecewa, bagaimana tidak?

Setelah kepergian orangtuanya, tiba-tiba seorang gadis dating dan mengaku sebagai bagian keluarga Bliss. Bibi Lily. Ia memiliki tanda lahir yang sama dengan seluruh anggota keluarga Bliss. Dengan mulut manis dan tingkahnya, Bibi Lily mampu meyakinkan Rose dan saudara-saudaranya bahwa ia memang bagian keluarga mereka dan sudah selayaknya mereka percaya padanya. Rose, Ty, Sage, bahkan Leigh yang sudah termakan kata-kata Bibi Lily mulai penasaran dan bermain-main dengan buku resep keluarga mereka yang seharusnya menjadi rahasia. Kejadian-kejadian mulai menimpa Calamity Falls akibat ulah mereka. Saudara-saudara Rose memaksanya untuk memberi tahu Bibi Lily dan meminta tolong padanya. Tapi Rose enggan dan justru berusaha mengendalikan keadaan sendiri.

Bagaimana Rose mampu menyelesaikan kekaucauan yang telah ia buat? Apakah akhirnya ia akan meminta bantuan dari Bibi Lily? Tapi keadaan sudah di luar kendali!! Dia benar-benar harus menyelesaikannya sebelum Mr. dan Mrs. Bliss kembali!

edited by me

Sebenarnya buku ini udah terpajang di rak buku hampir sebulan. Entah kenapa baru bisa selesai sekarang hahaha. Awalnya saja sudah bikin penasaran. Dan memang komentar teman-teman yang mereccomend buku ini untukku bagus. Kesulitan pertama mungkin karena nama tokohnya yang asing dan sulit diingat, tapi lama-lama aku mulai terbiasa.

Hal pertama yang aku suka dari buku ini adalah covernya. Warnanya gelap tapi menarik dengan segala animasinya, artistic. Dengan ditampilkannya gambaran dari Follow Your Bliss Bakery dan segala cake yang terpajang rapi membuat aku lapar :p. Selain itu warna samping kertas yang juga cocok sama covernya, biru, menurutku sangat menggoda. Aku juga sangat suka dengan penggunaan font pada judul yang unik tapi tetap simple. Fyi, illustration by Iacopo Bruno :D

Memasuki awal cerita aku mulai penasaran dengan konflik apa nih yang kira-kira akan disampaikan oleh Kathryn Littlewood. Sebagai pemanasan, ia lebih fokus memperkenalkan para tokoh dan latar tempat. Caranya memperkenalkan juga menarik. Kathryn lebih banyak menunjukkan kebiasaan tokoh-tokohnya. Aku juga di bawa menuju kota yang unik. Membayangkan arsitektur kota yang ‘ajaib’ dengan segala keanehannya. Belum lagi detil kue-kue yang dibuat oleh keluarga Bliss. Ketika orangtua Rose pergi, di situlah mulai muncul konflik. Dimulai dengan kedatangan Bibi Lily yang dengan mudahnya masuk ke dalam keluarga Bliss. Karakter utama yang merupakan anak-anak menunjukkan sikap merka yang polos dan bahkan jadi menyebalkan saking polosnya -_- huh. Sikap Rose dan saudara-saudaranya yang terlalu gampang percaya dan tidak berpikir dua kali sukses membuat aku gemas sendiri. Ternyata dulu, sebagai anak kecil, aku bodoh banget ya? Itu salah satu yang aku pikirkan saat membaca. Kadang aku jadi malas sendiri karena kepolosan anak-anak ini. Tapi sebenarnya di situlah masalah mereka. Konfliknya timbul akibat sikap anak-anak polos ini. Benar-benar unpredictable.


Cara menulisnya sendiri tidak memberatkanku. Congrats juga untuk sang penerjemah Nadia Mirzha yang bisa menggambarkan keadaan kota serta bentuk makanan dengan baik, jadi aku sendiri sebagai pembaca nggak kesulitan membayangkannya. Aku kagum dengan Kathryn (sebenarnya pada semua penulis novel genre fantasy) yang mampu membuat nama-nama aneh yang membuat pembaca masuk ke dunia lain dan berkhayal. Di dalam buku ini banyak resep yang menggunakan bahan ajaib, yang jelas kalau memang benar bisa magic itu ada, aku mau coba buat \(^^)/. Aku juga menikmati kekonyolan yang timbul karena tingkah anak-anak kecil ini. I enjoyed it!


Read my review of the second book
2014agneskoo

1 comment: