Penulis: C.S Lewis
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 275pg
Rating: 3.5/5
Dulu
sekali, hidup seorang gadis kecil bernama Polly. Ia hidup di masa semua tidak
seperti sekarang. Di sebelah rumah Polly, ada seorang anak lelaki yang tidak
pernah ia temui tinggal di sana, Digory. Ternyata ia tinggal dengan pamannya,
si pemilik rumah itu yang menurut Polly sangat seram. Sejak mereka bertemu,
Polly dan Digory akhirnya memulai perjalanan menyusuri lorong-lorong rahasia
yang terdapat di rumah Polly.
Ketika
berencana menggunakannya untuk pergi ke rumah kosong, mereka justru mendapati
dirinya berada di kamar kerja Paman Andrew – paman Digory yang menyeramkan.
Paman Andrew memang aneh seperti dugaan Digory. Ia menyimpan cincin-cincin
berwarna kuning dan hijau di ruangan itu. Paman Andrew lalu menawarkannya pada
Polly. Dan ketika Polly menyentuhnya….ia hilang. Polly terlempar ke Dunia Lain.
Digory sangat khawatir sehingga ia harus pergi
untuk menyusul Polly.
Perjalanan
yang tadinya mengerikan itu berubah menjadi menantang bagi Polly dan Digory.
Mereka mencoba pergi ke tempat-tempat baru dengan cincin-cincin itu dan
tentunya terjebak dalam kesulitan yang mereka buat sendiri. Bertemu dengan si
Ratu Penyihir yang jahat dan Aslan si Singa. Kesulitan yang mereka bawa di kota
harus segera diselesaikan! Bagaimana kalau Ratu Jadis menghancurkan lebih
banyak?
Tapi perpanjangan hari dengan hati yang jahat hanyalah perpanjangan penderitaan dan dia sudah mulai mengetahui itu. Setelah mendapatkan segala yang mereka inginkan, mereka tidak selalu menyukainya.
Sebenarnya
buku ini sudah tertahan lumayan lama di rak bukuku dan harus segera dihabiskan
sebelum jadwal ujian makin padat lagi >< Awalnya, aku berniat men-skip
buku pertama dan kedua dan langsung membaca buku 3-5 (yang difilmkan). Tapi
rasanya, aku malah akan bertanya-tanya kalau tidak mengetahui asal usulnya.
Hal pertama
yang menurutku unik di buku ini adalah sudut pandangnya. Sebenarnya sudut
pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga, namun si penulis
membuat seakan-akan dirinya sedang mendongeng di buku ini. Contohnya ada
kalimat “Tapi karena percakapan mereka panjang sekali dan membosankan, aku akan
melewatinya…” (kurang lebih begitu hahaha). Aku sendiri merasa cerita ini
berjalan lambat di awal dan kurang menantang. Ketika sudah memasuki pertengahan
buku, barulah aku dapat menikmatinya.
Konflik
sudah dimunculkan meskipun menurutkyu tidak terlalu menantang. Akibatnya, buku
yang kecil dan tipis jadi terasa tebal dan lama ketika dibaca. Aku sendiri
mengharapkan konfliknya lebih dikembangkan sehingga pembaca merasa tertantang
dan ingin terus membaca. Namun mungkin karena buku ini ditujukan bagi anak-anak
sehingga konfliknya tidak dibuat sulit dibaca. Karakter yang paling menolong
adalah Aslan, dia membuat cerita ini lebih hidup. Akhir cerita tidak dibuat
menggantung tapi karena sudah diketahui kalau buku ini berseri, aku cukup
excited untuk melanjutkan ke buku-2. Semoga buku ke 2 lebih menarik dan seru!
:D
--------------------personal update
It's been long weeks to me. Even without blogging-life the business is endless! Guess what, I still got another two trial exams before the real one on early May /sigh sigh sigh. I actually read around 3 to 4 books but it's just half way...it's really hard to spend time or use the spare time to read book. I miss blogging :c
See you really soon guys!
No comments:
Post a Comment