Penulis: Idawati
Zhang, Mikayla
Fernanda, Ch.
Marcia
Penerbit:
PlotPoint
Halaman: 328pg
Harga: IDR 54,000
Rating: 4/5
Sabrina, cewek sempurna dengan teman-teman populer,
Aldo – pacar perfeksionis – , otak encer, wakil ketua OSIS, dan ketua tim dance
merasakan hidupnya perlahan hancur. Apa yang ia miliki direnggut darinya.
Semuanya. Bahkan orangtuanya sekali pun. Camm,
pelaku semua ini. Gadis ini masuk secara tiba-tiba ke dalam hidup Sabrina dan
mengusiknya. Di mulai dengan memasuki sekolah yang sama dengan Sabrina, lalu
bergabung dengan tim dance Sabrina dengan mudah. Camm bertemu dengan Patrice,
sahabat Sabrina sekaligus bawahannya.
Dengan mudah Camm menghasut Patrice dan hubungannya dengan Sabrina rusak
seketika.
Sabrina
sendiri belum sadar akan ulah busuk Camm. Ia perlahan sadar ketika Aldo juga
mulai berubah. Aldo yang ia kenal tidak begini. Belum lagi Sabrina melihat Aldo
memeluk Camm! Di saat Sabrina kesal setengah mati dengan tingkah Camm yang
merusak hidupnya tanpa alasan, hadir Maurel. Maurel adalah sahabat Camm. Meski sahabat Camm, Maurel menyukai
Sabrina. Baginya Sabrina adalah princess yang tak pantas disia-siakan. Maurel
justru memberi Sabrina yang sedang terbakar cemburu oleh Camm bubble milk tea,
mengajak Sabrina jalan (meski Sabrina masih berstatus pacar Aldo). Nyatanya,
ada di dekat Maurel membuatnya lebih tenang.
Bagi Camm,
mengusik hidup Sabrina adalah bagian dari balas dendam. Ia bukannya baru
mengusik hidup Sabrina. Tapi sejak Sabrina bahkan belum ada, mereka sudah
terkait. Apa yang Sabrina miliki, harusnya juga Camm miliki. Camm juga
menganggap Sabrina telah merenggut miliknya. Keduanya justru diam-diam saling
menyakiti, merenggut, menuntut penjelasan, dan tentu saja ingin menang.
Sebenarnya apa hubungan Camm dan Sabrina..?
edited by me |
Ehm…satu
lagi tumpukan buku pinjaman mulai berkurang. Tema awal buku ini adalah
persahabatan. Meski di dalamnya ada bumbu romansa, tapi tidak terlalu menonjol.
Sejak belasan lembar awal, aku sudah setengah mati menahan rasa ingin
membanting buku ini dan menginjak-injaknya. Kenapa? Karena tingkah Camm yang
membuatku luar biasa geram. Meski hanya tokoh fiksi, tapi aku bisa merasakan
apa yang mungkin dirasakan Sabrina. Bagaimana Camm merusak hidupnya yang
baik-baik saja, mengambil semuanya tanpa alasan. Tentu saja, mengesalkan. Belum
sampai setengah buku, aku ingin berhenti membaca. Aku rasa permainan emosinya bagus sampai aku merasa sangat kesal gitu.
Akhirnya aku men-skip beberapa part yang
menurutku tingkah Camm sudah kelewatan dan memilih menanyakan alurnya pada sang
pemilik buku hahaha. Di saat itulah sosok Maurel yang menjadi pendingin
kerusuhan (hahaha :p) Sabrina-Camm. Aku yang sudah cukup emosi akhirnya sedikit tenang. Meski tidak menduga hubungan
kedua gadis ini, menurutku endingnya terlalu biasa dan terlalu mendramatisir di
bagian-bagian akhir. Poin super plus adalah, aku jatuh cinta pada covernya yang menurutku simple tapi unik! I’ll say this is a good book to read for you who is
patient, as for me, I’m someone who’s impatient, so… hehe ^^ but I enjoyed
reading it, a different book unlike other friendship books I've read :)
2013agneskoo
No comments:
Post a Comment