Saturday, March 15, 2014

Review: The Magician's Nephew: Keponakan Penyihir (The Chronicles of Narnia #1) by C.S Lewis

Judul: The Magician's Nephew: Keponakan Penyihir (The Chronicles of Narnia #1)
Penulis: C.S Lewis
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 275pg

Rating: 3.5/5

Dulu sekali, hidup seorang gadis kecil bernama Polly. Ia hidup di masa semua tidak seperti sekarang. Di sebelah rumah Polly, ada seorang anak lelaki yang tidak pernah ia temui tinggal di sana, Digory. Ternyata ia tinggal dengan pamannya, si pemilik rumah itu yang menurut Polly sangat seram. Sejak mereka bertemu, Polly dan Digory akhirnya memulai perjalanan menyusuri lorong-lorong rahasia yang terdapat di rumah Polly.

Ketika berencana menggunakannya untuk pergi ke rumah kosong, mereka justru mendapati dirinya berada di kamar kerja Paman Andrew – paman Digory yang menyeramkan. Paman Andrew memang aneh seperti dugaan Digory. Ia menyimpan cincin-cincin berwarna kuning dan hijau di ruangan itu. Paman Andrew lalu menawarkannya pada Polly. Dan ketika Polly menyentuhnya….ia hilang. Polly terlempar ke Dunia Lain. Digory sangat khawatir sehingga ia harus pergi untuk menyusul Polly.

Perjalanan yang tadinya mengerikan itu berubah menjadi menantang bagi Polly dan Digory. Mereka mencoba pergi ke tempat-tempat baru dengan cincin-cincin itu dan tentunya terjebak dalam kesulitan yang mereka buat sendiri. Bertemu dengan si Ratu Penyihir yang jahat dan Aslan si Singa. Kesulitan yang mereka bawa di kota harus segera diselesaikan! Bagaimana kalau Ratu Jadis menghancurkan lebih banyak?

Tapi perpanjangan hari dengan hati yang jahat hanyalah perpanjangan penderitaan dan dia sudah mulai mengetahui itu. Setelah mendapatkan segala yang mereka inginkan, mereka tidak selalu menyukainya.

Sebenarnya buku ini sudah tertahan lumayan lama di rak bukuku dan harus segera dihabiskan sebelum jadwal ujian makin padat lagi >< Awalnya, aku berniat men-skip buku pertama dan kedua dan langsung membaca buku 3-5 (yang difilmkan). Tapi rasanya, aku malah akan bertanya-tanya kalau tidak mengetahui asal usulnya.

Hal pertama yang menurutku unik di buku ini adalah sudut pandangnya. Sebenarnya sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga, namun si penulis membuat seakan-akan dirinya sedang mendongeng di buku ini. Contohnya ada kalimat “Tapi karena percakapan mereka panjang sekali dan membosankan, aku akan melewatinya…” (kurang lebih begitu hahaha). Aku sendiri merasa cerita ini berjalan lambat di awal dan kurang menantang. Ketika sudah memasuki pertengahan buku, barulah aku dapat menikmatinya.


Konflik sudah dimunculkan meskipun menurutkyu tidak terlalu menantang. Akibatnya, buku yang kecil dan tipis jadi terasa tebal dan lama ketika dibaca. Aku sendiri mengharapkan konfliknya lebih dikembangkan sehingga pembaca merasa tertantang dan ingin terus membaca. Namun mungkin karena buku ini ditujukan bagi anak-anak sehingga konfliknya tidak dibuat sulit dibaca. Karakter yang paling menolong adalah Aslan, dia membuat cerita ini lebih hidup. Akhir cerita tidak dibuat menggantung tapi karena sudah diketahui kalau buku ini berseri, aku cukup excited untuk melanjutkan ke buku-2. Semoga buku ke 2 lebih menarik dan seru! :D

--------------------personal update

It's been long weeks to me. Even without blogging-life the business is endless! Guess what, I still got another two trial exams before the real one on early May /sigh sigh sigh. I actually read around 3 to 4 books but it's just half way...it's really hard to spend time or use the spare time to read book. I miss blogging :c
See you really soon guys!

No comments:

Post a Comment