Wednesday, December 11, 2013

Review: Hujan dan Pelangi by Idawati Zhang, Mikayla Fernanda, Ch. Marcia

Judul: Hujan dan Pelangi
Penulis: Idawati Zhang, Mikayla Fernanda, Ch. Marcia
Penerbit: PlotPoint
Halaman: 328pg
Harga: IDR 54,000
Rating: 4/5

Sabrina, cewek sempurna dengan teman-teman populer, Aldo – pacar perfeksionis – , otak encer, wakil ketua OSIS, dan ketua tim dance merasakan hidupnya perlahan hancur. Apa yang ia miliki direnggut darinya. Semuanya. Bahkan orangtuanya sekali pun. Camm, pelaku semua ini. Gadis ini masuk secara tiba-tiba ke dalam hidup Sabrina dan mengusiknya. Di mulai dengan memasuki sekolah yang sama dengan Sabrina, lalu bergabung dengan tim dance Sabrina dengan mudah. Camm bertemu dengan Patrice, sahabat Sabrina sekaligus bawahannya. Dengan mudah Camm menghasut Patrice dan hubungannya dengan Sabrina rusak seketika.


Sabrina sendiri belum sadar akan ulah busuk Camm. Ia perlahan sadar ketika Aldo juga mulai berubah. Aldo yang ia kenal tidak begini. Belum lagi Sabrina melihat Aldo memeluk Camm! Di saat Sabrina kesal setengah mati dengan tingkah Camm yang merusak hidupnya tanpa alasan, hadir Maurel. Maurel adalah sahabat Camm. Meski sahabat Camm, Maurel menyukai Sabrina. Baginya Sabrina adalah princess yang tak pantas disia-siakan. Maurel justru memberi Sabrina yang sedang terbakar cemburu oleh Camm bubble milk tea, mengajak Sabrina jalan (meski Sabrina masih berstatus pacar Aldo). Nyatanya, ada di dekat Maurel membuatnya lebih tenang.

Bagi Camm, mengusik hidup Sabrina adalah bagian dari balas dendam. Ia bukannya baru mengusik hidup Sabrina. Tapi sejak Sabrina bahkan belum ada, mereka sudah terkait. Apa yang Sabrina miliki, harusnya juga Camm miliki. Camm juga menganggap Sabrina telah merenggut miliknya. Keduanya justru diam-diam saling menyakiti, merenggut, menuntut penjelasan, dan tentu saja ingin menang.

Sebenarnya apa hubungan Camm dan Sabrina..?

edited by me

Ehm…satu lagi tumpukan buku pinjaman mulai berkurang. Tema awal buku ini adalah persahabatan. Meski di dalamnya ada bumbu romansa, tapi tidak terlalu menonjol. Sejak belasan lembar awal, aku sudah setengah mati menahan rasa ingin membanting buku ini dan menginjak-injaknya. Kenapa? Karena tingkah Camm yang membuatku luar biasa geram. Meski hanya tokoh fiksi, tapi aku bisa merasakan apa yang mungkin dirasakan Sabrina. Bagaimana Camm merusak hidupnya yang baik-baik saja, mengambil semuanya tanpa alasan. Tentu saja, mengesalkan. Belum sampai setengah buku, aku ingin berhenti membaca. Aku rasa permainan emosinya bagus sampai aku merasa sangat kesal gitu. 


Akhirnya aku men-skip beberapa part yang menurutku tingkah Camm sudah kelewatan dan memilih menanyakan alurnya pada sang pemilik buku hahaha. Di saat itulah sosok Maurel yang menjadi pendingin kerusuhan (hahaha :p) Sabrina-Camm. Aku yang sudah cukup emosi akhirnya sedikit tenang. Meski tidak menduga hubungan kedua gadis ini, menurutku endingnya terlalu biasa dan terlalu mendramatisir di bagian-bagian akhir. Poin super plus adalah, aku jatuh cinta pada covernya yang menurutku simple tapi unik! I’ll say this is a good book to read for you who is patient, as for me, I’m someone who’s impatient, so… hehe ^^ but I enjoyed reading it, a different book unlike other friendship books I've read :) 

2013agneskoo

No comments:

Post a Comment