Penulis: Winna Efendi
Penerbit: GagasMedia
Halaman: 260
Harga: Rp 43,000
Rating:
5/5
Kisah ini berlatar putih abu-abu dimulai ketika mereka 1 SMA. Freya, Gia, Moses dan Adrian bersekolah di tempat yang sama. Si pendiam dan jenius berpacaran dengan Moses yang juga pendiam dan sangat pintar. Sedangkan Gia si cantik yang menawan berpacaran dengan Adrian, anggota klub basket yang diidolakan semua gadis. Bagaikan dua mata uang
yang berbeda
, begitulah hubungan kedua pasangan tersebut. Freya dan Moses sangat pasif dan menjalani hubungannnya dengan biasa saja sedangkan Gia dan Adrian sudah seperti best-couple di sekolah.
Segalanya berjalan lancar hingga suatu hari mama Adrian meninggal dan di saat itu Adrian membutuhkan seseorang, yang mengertinya dan bukan mengasihaninya. Di saat itulah gadis itu ada untuknya. Menemaninya secara tidak sadar dan masuk ke dalam ruang-ruang kosong di hatinya yang telah lama ditinggalkan penghuni lamanya.
Perlahan, Adrian sadar bahwa perasaannya terhadap Gia berubah. Ia ingin mengakhirinya namun sesuatu mengikatnya dan menahannya untuk pergi. Dan Adrian sadar betul siapa yang ia inginkan dan siapa yang ia cintai. Hingga suatu hari Adrian benar-benar menunjukkan peraasaannya itu pada sang gadis pilihannya.
Di sisi lain, Freya-gadis itu- tidak mau menyakiti Moses yang begitu mencintainya terlebih Gia yang merupakan sahabat baiknya.
Lalu siapa yang akan dipilih dan menjadi pilihan terakhir Adrian dan Freya?
photo and edited by me |
Sejak awal cerita ini sudah ada banyak kejutan. Mulai dari kisah awalnya hingga pertengahan membangun feel saat membaca cerita ini.
Setiap tokohnya memiliki kesan yang mendalam bagiku. Terutama Adrian dengan topengnya yang ia pasang. Ada juga Gia yang kadang membuatku kesal. Atau Moses yang terlalu baik. Dan Freya yang cukup naif. Mereka dengan karakter masing-masing berhasil membuatku makin mendalami cerita dan dapat menggambarkan alurnya di benakku. Membayangkan setiap set dan kejadian cerita itu.
Hingga klimaks cerita aku menjadi gemas sendiri sampai memukul-mukul bantal karna para tokoh benar-benar membuat segalanya runyam. Jadi cerita ini benar-benar sukses membuatku jantungan seperti naik roller coaster dan ingin cepat berakhir namun saat berakhir aku malah ingin menaikinya lagi dan tidak ingin berhenti dan menuruninya.
Dua jempol tangan dan dua jempol kaki untuk Winna Efendi yang dengan sempurna berhasil membuatku menjadi penggemarnya di novel pertamanya yang kubaca ini :D
Dua jempol tangan dan dua jempol kaki untuk Winna Efendi yang dengan sempurna berhasil membuatku menjadi penggemarnya di novel pertamanya yang kubaca ini :D
photo ; edited by me |
anes.2013
No comments:
Post a Comment